Menjaga Kesehatan Mental Anak Di Era Digital
Menjaga Kesehatan Mental Anak Di Era Digital – Menjaga Kesehatan Mental Anak dan Remaja di Era Digital: Novia Leisterisa (Mahasiswa Program Studi Seni Tari Fakultas Psikologi dan Humaniora Universitas Teknologi Sumbawa)
Kesehatan mental menjadi perhatian yang semakin penting di tengah pesatnya perkembangan teknologi digital. Era di mana hampir setiap aspek kehidupan kita terhubung dengan internet dan media sosial telah membawa perubahan besar dalam cara kita berinteraksi, berkomunikasi, dan memperoleh informasi. Namun di balik semua manfaat tersebut, terdapat juga dampak negatif yang patut kita waspadai.
Menjaga Kesehatan Mental Anak Di Era Digital
Misalnya, kehadiran media sosial telah memberikan kita akses tak terbatas terhadap informasi dan koneksi dengan orang lain di seluruh dunia. Namun popularitas media sosial juga menimbulkan tekanan sosial baru yang mempengaruhi kesehatan mental kita, terutama kesehatan mental anak-anak dan remaja. Perbandingan diri yang tidak sehat, intimidasi, dan bahkan kekerasan yang terlihat di media sosial oleh anak-anak dan remaja.
Vol. 4 No. 1 (2024): Psyche Talk: Mental Health, Disability, Young Generation, And Society: Proceedings Of The 6th Indonesian Conference On Disability Studies And Inclusive Education
Selain itu, penggunaan media digital yang berlebihan dapat memberikan dampak buruk bagi anak-anak dan remaja. Sulitnya memisahkan anak dan remaja dari teknologi, jejaring sosial atau biasa disebut dunia maya dapat menimbulkan stres, ketergantungan, kecemasan, dan gangguan tidur. Pikiran yang terus-menerus terganggu oleh rasa ingin tahu terhadap permainan atau pemberitahuan dan informasi yang terus-menerus dapat membuat anak dan remaja sulit berkonsentrasi atau produktif dalam belajar.
Menghadapi tantangan di era digital bukanlah hal yang mudah. Khusus untuk anak-anak dan remaja, saat ini para orang tua menghadiahkan handphone/gadget kepada anaknya dengan tujuan untuk menenangkan anak ketika sedang galau agar dapat menyelesaikan pekerjaan rumahnya. Tanpa memahami apa konsekuensinya di masa depan. Kebiasaan orang tua yang demikian bisa membuat anak bergantung pada Dajet.
Dengan perkembangan zaman yang semakin pesat, sekolah juga banyak yang menyelenggarakan pembelajaran melalui gadget, sehingga saat ini hanya sedikit remaja yang selalu mengandalkan gadget yang berorientasi pada media sosial.
Namun, dengan kesadaran dan tindakan yang tepat, orang tua dapat menjaga kesehatan mental anak dengan memahami dan memantau penggunaan teknologi oleh anak.
Komunitas Kesehatan Mental
Ada beberapa tips yang bisa dilakukan untuk menjaga kesehatan mental anak dan remaja, termasuk mengenali dan mengelola stres pada anak dan remaja. Hal ini dapat dilakukan dengan mengidentifikasi sumber stres dalam kehidupan anak-anak dan remaja dan mencari cara untuk mengelolanya, seperti meditasi pernapasan dalam atau aktivitas fisik.
Hal kedua yang bisa kita lakukan untuk menjaga kesehatan mental anak dan remaja adalah dengan menjaga hubungan sosial yang sehat, baik dengan teman sebaya, keluarga, atau profesional.
Aspek ketiga dalam menjaga kesehatan mental adalah penting untuk memastikan anak-anak dan remaja mendapatkan tidur yang cukup. Tak hanya sekedar tidur, kualitas tidur juga berperan penting dalam kesehatan mental
Hal yang keempat adalah pola makan yang seimbang pada anak dan remaja, karena pola makan yang sehat dapat menunjang kesehatan mental dengan cara makan makanan yang seimbang dan menghindari alkohol serta makan berlebihan.
Pentingnya Menjaga Kesehatan Mental Anak Dari Efek Negatif Smartphone
Kelima, aktivitas fisik rutin melalui olahraga untuk menghilangkan stres mental dan meningkatkan mood anak dan remaja.
Keenam adalah bersikap fleksibel dan selalu berpikir positif. Hal ini bisa kita lanjutkan dengan mempertajam pikiran untuk menyikapi peristiwa dengan pikiran positif dan terbuka terhadap perubahan. Kita selalu mendapat keberkahan apapun yang terjadi dan fokus pada apa yang kita inginkan (AM) Elizabeth Christie Porvandari Pengukuhan Guru Besar Fakultas Psikologi. Dalam sambutannya beliau menjelaskan dampak teknologi terhadap kesehatan mental.
Rabu (14/4/2021) Aktivitas para penyandang disabilitas mental (ODGJ) menjalani perawatan di Balai Rehabilitasi Disabilitas Mental Yayasan Jamrud Biru, Kelurahan Mustikasari, Kelurahan Mustikasari, Kota Bekasi, Kecamatan Mustikajaya, Jawa Barat. Yayasan ini memiliki total 215 O.D.G.J. Berbagai pemicu stres yang dihadapi manusia di tengah pandemi Covid-19 turut berkontribusi terhadap gangguan kesehatan mental.
JAKARTA, – Perkembangan teknologi di era industri 4.0 tidak hanya memberikan kenyamanan pada manusia, namun juga berdampak pada terjadinya gangguan kesehatan mental. Oleh karena itu, penerapan ilmu psikologi yang inovatif diperlukan untuk mengurangi dampak negatif penggunaan teknologi terhadap kondisi kesehatan mental.
Tantangan Dan Peluang Kesehatan Di Era Generasi Muda Masa Kini, Menjaga Keseimbangan Dalam Gaya Hidup Modern Halaman 2
Elizabeth Christi Porvandari, Guru Besar Fakultas Psikologi Universitas Indonesia, mengatakan Industri 4.0 ditandai dengan otomatisasi, kecerdasan buatan, dan realitas virtual. Periode ini juga mempengaruhi psikologi manusia, yang kemudian berdampak pada kehidupan pribadi dan sosial masyarakat.
“Masalah kesehatan mental berkaitan dengan cara hidup manusia di ranah teknologi,” Christie dikukuhkan sebagai guru besar Fakultas Psikologi Universitas Indonesia pada Sabtu (16/10/2021). ).
Tangkapan layar acara pengukuhan guru besar Universitas Indonesia secara online, Sabtu (16/10/2021). Salah satu yang dikonfirmasi adalah Elizabeth Christie Porvandari, guru besar Fakultas Psikologi Universitas Indonesia.
Banyak masalah kesehatan mental seperti stres, depresi dan kecemasan muncul. Ada orang yang ingin tampil sempurna di media sosial. Hal ini antara lain dipicu oleh individu yang mengalami perbandingan sosial. Di sisi lain, teknologi memungkinkan individu menciptakan realitas baru di dunia maya.
Mencegah Cyberbullying: Keamanan Anak Di Era Digital
Semakin maraknya penggunaan teknologi di masa pandemi Covid-19 juga menyebabkan berkurangnya interaksi tatap muka. Hal ini mengurangi kapasitas empati seseorang. Menurut Christie, dalam komunikasi virtual, orang sulit meniru ekspresi wajah dan bahasa tubuh orang lain. Hal ini menciptakan kesalahpahaman dan memfasilitasi penindasan.
Sebagian orang menarik diri dari kehidupan sosial di dunia nyata dan fokus pada dunia maya. Fenomena yang terjadi di Jepang ini disebut hikikomori.
Instruktur meditasi Yudhi Gejali menyampaikan materi dalam kegiatan meditasi yang diselenggarakan komunitas meditasi Tergar Indonesia di Jakarta pada Kamis (6/2/2020). Meditasi adalah salah satu cara untuk menjaga kesehatan mental.
Perkembangan teknologi juga telah mengubah perilaku seksual masyarakat. Kehadiran aplikasi kencan memudahkan generasi muda yang kesulitan mencari teman karena minimnya pertemuan tatap muka. Namun, selain untuk mencari teman, aplikasi kencan juga digunakan untuk mencari pasangan seks yang tidak berkomitmen. Kemunculan aplikasi ini seiring dengan munculnya istilah-istilah baru seperti friends with benefit, casual sex, dan hookup.
Cerita Guru Pintar-pentingnya Menjaga Kesehatan Mental Anak Selama Pjj
Menurut Christie, di era digital, sebagian orang mencari keintiman melalui aplikasi kencan. Model hubungan tradisional yang biasanya dimulai dari perkenalan, tatap muka, dan pendekatan kini berubah. “Hubungan emosional dan komitmen dianggap bermasalah. Konsep keintiman, komitmen, dan loyalitas kini bisa dimaknai berbeda, kata Christie.
Menurut Christie, permasalahan masyarakat digital tidak bisa diselesaikan secara individual, melainkan menjadi tanggung jawab kolektif. Karena kamu tidak harus pintar atau tangguh pada semua orang. Beberapa orang tidak mempunyai hak istimewa, sementara semua orang berhak mendapatkan kehidupan yang berkualitas.
Psikologi mempunyai peran strategis dalam hal ini. Hal ini diperlukan untuk memudahkan masyarakat dalam memahami tubuh, ruang, konteks sosial, dan hubungan antara semua itu. Pendekatan ini dinilai relevan untuk merespons menurunnya empati di masyarakat.
“Sampai saat ini, psikologi beroperasi dengan asumsi bahwa dunia itu otomatis, dapat diprediksi, dan dikendalikan. Ada juga teori hubungan tatap muka antar individu. Tapi seberapa relevan teori yang ada (untuk saat ini)? penelitian? pendekatan yang perlu ditingkatkan?” kata Christie.
Kesehatan Mental Anak Dan Penggunaan Handphone Android: Sebuah Studi Mendalam
Christie menambahkan, psikologi membutuhkan pengetahuan dasar dan relevan untuk menjawab tantangan zaman. Hasil penelitian hendaknya digunakan untuk membantu manusia menguasai lingkungan dan menjaga kesehatan mental.
Selain itu, psikologi dinilai perlu untuk mendukung inovasi demi kesejahteraan seluruh masyarakat. Dibutuhkan masukan yang terbuka dan ilmu psikologi terkait krisis.
Selain Christie, Rektor UI Ari Kunkoro juga mengukuhkan empat guru besar lainnya, yakni dua guru besar dari Fakultas Kedokteran UI, satu guru besar dari Fakultas Kedokteran Gigi UI, dan satu guru besar dari Sekolah Tinggi Ilmu Komputer UI. Per 13 Oktober 2021, 290 guru UI telah menjadi bagian tak terpisahkan dari kehidupan modern kita. Meski memiliki banyak manfaat, penggunaan ponsel pintar secara berlebihan dan tidak terkontrol dapat berdampak buruk bagi kesehatan mental anak. Pada artikel kali ini kita akan membahas tentang pentingnya menjaga kesehatan mental anak dari dampak negatif smartphone.
Perkembangan emosi merupakan bagian penting dalam tumbuh kembang anak. Sayangnya, penggunaan smartphone secara berlebihan menghambat perkembangan emosi anak. Anak-anak yang menggunakan smartphone seringkali mengalami kesulitan dalam mengatur emosi, memiliki ketergantungan yang tinggi terhadap teknologi, dan kesulitan dalam berinteraksi dengan dunia nyata.
Pandangan Surat Maryam Dalam Menjaga Mental Perempuan Di Era Digital
Kecanduan merupakan salah satu dampak negatif utama penggunaan ponsel pintar pada anak. Layanan dan aplikasi ponsel pintar bersifat menarik dan membuat ketagihan bagi anak-anak, sehingga menyulitkan mereka untuk mengontrol waktu penggunaannya. Kecanduan ponsel pintar pada anak dapat memengaruhi produktivitas, hubungan sosial, dan kesejahteraan psikologisnya.
Tak hanya kesehatan mental, penggunaan smartphone berlebihan juga berdampak pada kesehatan fisik anak. Terlalu sering duduk dan terpaku pada layar smartphone dapat memicu gangguan kesehatan seperti obesitas, gangguan tidur, dan gangguan postur tubuh. Semua ini dapat berdampak negatif terhadap keseimbangan fisik dan kesehatan secara keseluruhan.
Bagaimana cara melindungi kesehatan mental anak dari dampak negatif smartphone? Berikut beberapa langkah yang dapat Anda lakukan:
Penting untuk membatasi waktu penggunaan smartphone anak. Untuk penggunaan ponsel pintar, Batas Waktu Harian yang Diizinkan akan menentukan batas waktu harian yang diperbolehkan dan memastikan bahwa anak-anak mematuhi aturan tersebut.
Masalah Kesehatan Mental Di Era Digital
Masukkan waktu dimana anak-anak tidak memperbolehkan anak-anak menggunakan smartphone. Ini adalah waktu keluarga yang berkualitas di mana anak dapat berinteraksi dengan anggota keluarga lainnya atau melakukan aktivitas lain yang menyenangkan dan bermanfaat.
Sangat penting untuk membuat anak menjaga kesehatan mentalnya agar mentalnya sehat. Ajak mereka bermain bersama teman-temannya atau menjelajah alam atau explore alam. Hal ini akan membantu mengurangi ketergantungan Anda terhadap smartphone.
Peluang bagi anak-anak akan membantu anak-anak terlibat dalam aktivitas kreatif seperti Menjahit, Kerajinan Tangan, dan Bermain Musik.
Perlu diingat bahwa anak-anak dapat mengakses konten apa pun di ponsel cerdasnya. Aktifkan kontrol orang tua dan batasi akses ke konten yang tidak sesuai untuk mereka.
Hope Campaign: Mengubah Paradigma Tentang Kesehatan Mental Di Kalangan Anak Muda
Sebagai seorang wali, Anda harus memberikan contoh yang baik kepada anak Anda. Kurangi penggunaan smartphone di hadapan mereka